Alay adalah singkatan dari Anak
layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya
dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi yang paling santer adalah anak
layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yg sok keren, secara
fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay
diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan
berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan.
Bahasa alay sekarang ini semakin
menjamur di Indonesia. Akan tetapi walaupun banyak yang menganggap bahasa ini
aneh dan kampungan tetapi bahasa alay ini justru malah menjadi trend bahasa
anak muda jaman sekarang. Banyak dari mereka yang bangga dan nampaknya senang
melestarikan bahasa tersebut. Bahkan diiklan dan di acara televisi banyak yang
menampilkan bahasa seperti itu yang mana dapat membauat budaya berbahasa
Indonesia yang baik dan benar dapat tersingkirkan.
Sejarah
Bahasa Alay muncul pertama
kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) atau pesan singkat dari
layanan operator yang mengenakan tarif per karakter ataupun per SMS yang
berfungsi untuk menghemat biaya. Namun dalam perkembangannya kata-kata yang
disingkat tersebut semakin melenceng, apalagi sekarang sudah ada situs jejaring
sosial. Dan sekarang penerapan bahasa Alay sudah diterapkan di
situs jejaring sosial tersebut, yang lebih parahnya lagi sudah bukan menyingkat
kata lagi, namun sudah merubah kosa katanya bahkan cara penulisannya pun bisa
membuat sakit mata orang yang membaca karena menggunakan huruf besar kecil yang
diacak ditambah dengan angka dan karakter tanda baca. Bahkan arti kosa katanya
pun menceng jauh dari yang dimaksud.
Dampak Positif
Dengan digunakannya bahasa
Alay adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas dari menganggu atau
tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau
inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi, tepat, media dan
komunikan yang tepat juga. Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa Alay itu
adalah seni. Dengan mengkombinasikan antara huruf dan angka, setidaknya membuat
orang lain untuk lebih mencermati bahwa kombinasi itu bisa di baca. Atau
mungkin juga bisa jadi sebuah simbol atau kode rahasia.
Dampak Negatif
Penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit
penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah
atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah
dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay. Karena, bahasa Alay tidak
masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang
kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika situasi
kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa Alay sebagai
komunikasi. Maka sebaiknya bahasa-bahasa Alay digunakan pada tempat,
situasi dan forum yang tepat.
Bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata
yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari
kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan
dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.